Daerah

Kakanwil Kemenag Sulsel Kunker Maraton di Bulukumba, Finish di Ponpes As’adiyah Galung Beru

214
×

Kakanwil Kemenag Sulsel Kunker Maraton di Bulukumba, Finish di Ponpes As’adiyah Galung Beru

Share this article


Wartasulselnews.com – Dalam sehari penuh, Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan, H. Ali Yafid menghadiri dan mengisi kegiatan di sejumlah tempat di Kabupaten Bulukumba, Sabtu (25/1/2025).

Kunjungan kerja (Kunker) Kakanwil secara maraton di Bumi Panrita Lopi itu, diawali di STAI AL-Gazali Bulukumba dan berakhir di Pondok Pesantren As’adiyah Baburrahman Galung Beru Kecamatan Gantarang yang berjarak sekira 28 kilometer dari Ibu kota Kabupaten Bulukumba.

Di STAI AL-Gazali, Ali Yafid bertindak sebagai narasumber pada kegiatan Seminar Pendidikan dengan mengangkat tema “Implementasi Penguatan Moderasi Beragama Untuk Membangun Peradaban”.

Mengawali paparan materinya, Ali Yafid mengatakan bahwa persoalan moderasi beragama sudah sekian lama didengungkan dan disosialisasikan oleh Kemenag Sulsel.

“Ini penting untuk memberi pembelajaran, pengetahuan dan pemahaman, baik di internal ASN Kemenag Sulsel maupun kepada masyarakat luas tentang arti saling menghargai di tengah keberagaman,” ungkapnya.

H. Ali Yafid (Foto.AB)

Dalam beragama, sebut Ali Yafid, terdapat 3 poin penting, yaitu Agama itu sendiri, Ilmu Agama dan Cara Beragama. Menurutnya, jika hal ini tidak dipahami secara arif dan bijaksana maka akan memicu timbulnya keretakan bahkan gesekan sosial.

“Agama itu ada di rana privat yang tidak bisa diganggu gugat. Sedangkan Ilmu Agama itu memunculkan banyak pendapat sehingga kita harus bijak memaknainya. Itu ibarat menu makanan yang dihidangkan. Silahkan pilih sesuai selera namun jangan menyalahkan orang, dan yang terakhir adalah cara kita beragama, dimana tidak jarang ada doktrin yang menafikan cinta kasih dan kerja sama,” urainya.

Ditambahkan, meyakini agama yang dianut sebagai kebenaran, itu mutlak, namun harus menghargai dan toleran terhadap penganut agama dan kepercayaan yang lain. Ali Yafid kemudian menjelaskan 9 nilai moderasi beragama, yaitu Kemanusiaan, Kemaslahatan umum, Adil, Berimbang, Taat konstitusi, Komitmen kebangsaan, Toleransi, Anti kekerasan, dan Penghormatan kepada tradisi.

“Tugas kita di muka bumi ini ada dua, yaitu sebagai khalifah dan untuk menyembah Allah. Sebagai khalifah, kita harus sadar bahwa kita adalah makhluk sosial yang harus menghormati dan hidup rukun berdampingan dengan agama lain. Jadikan agama itu sebagai ethos sehingga manifestasi prilaku kita senantiasa bersandar pada nilai-nilai agama,” pungkasnya.

Kegiatan seminar ini turut dihadiri Kepala Kantor Kemenag Bulukumba H. Misbahuddin yang juga bertindak selaku pemateri. Hadir pula Ketua Yayasan STAI Al-Gazali, K.H. Tjamiruddin, Ketua STAI Al-Gazali H. Irmansyah, Ketua PCNU Kabupaten  Bulukumba serta Mahasiswa STAI Al-Gazali dan Siswa Siswi MAN 2 Bulukumba.





Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You cannot copy content of this page

error: Content is protected !!