Wartasulselnews.com – Rangkaian kegiatan manasik haji tingkat Kota Makassar resmi berakhir. Acara penutupan yang digelar di Baruga Siamaseang Kampus Universitas Islam Makassar (UIM) ini menandai kesiapan para jemaah untuk menunaikan ibadah haji di Tanah Suci musim haji 1446 H / 2025 M.
Sebanyak 1.166 jemaah haji kota Makassar yang mengikuti kegiatan ini kemudian dilepas secara resmi oleh Walikota Munafri Arifuddin, ditandai pemasangan rompi kepada 2 orang perwakilan jemaah, serta penyerahan bendera merah putih kepada Ketua Kloter 1 Embarkasi Makassar.
Walikota Makassar Munafri Arifuddin atau yang akrab disapa Appi dalam sambutannya berpesan agar jemaah tidak memaknai ibadah haji sebagai perjalanan wisata.
“Ini adalah perjalanan spiritual untuk mendekatkan kita kepada sang pencipta Allah SWT,” ungkapnya.
Lanjut Appi, ada makna dari setiap proses ibadah yang dilaksanakan. Olehnya itu dia meminta agar seluruh jemaah mengikuti dengan serius manasik yang dilaksanakan, dan mengambil hikmah dan pengetahuan setelahnya.
“Kadang ada yang merasa sudah paham karena pernah berhaji, padahal persoalan haji selalu saja berubah dan berbeda dari tahun ke tahun. Ini menuntut kesabaran kita. Itulah inti dari perjalanan spiritual sesungguhnya, sabar,” imbuhnya.
Appi kemudian meminta jemaah mendoakan Pemerintah dan Warga Makassar di tanah suci, serta berharap seluruh jemaah dapat meraih predikat haji mabrur.
“Kami harapkan doa – doa terbaik untuk Makassar dan para pemimpin kita Perjalan haji adalah sebuah proses. Pencapaian haji sebenar – sebenarnya adalah pada saat kita pulang ke tanah air. Apakah bisa kita implementasikan ibadah dan amalan – amalan kuta di tanah suci,” tandasnya
Sementara itu, Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan, H. Ali Yafid mengimbau jemaah agar sebisa mungkin mandiri dalam menjalankan ibadah haji.
“Sepuluh kali manasik telah diikuti. Setelah ini diharapkan bisa mandiri karena jemaah sudah paham tata cara ibadah haji. Pengetahuan dan informasi tentang ibadah haji sudah ada di kepalan bapak ibu,” ucapnya.
Ditambahkan, dua hal dalam pelaksanaan ibadah haji yang meti diraih, yaitu maqbul dan mabrurnya haji para jemaah.
“Dua hal ini penting, yaitu hajinya maqbul dan mabrur. Jika rukun haji sudah dilaksanakan maka hajinya maqbul dan diterima hajinya, tapi belum tentu mabrur. Mabrur itu ukurannya dalam keseharian jemaah setelah kembali ke tanag air,” bebernya.
Mengunci sambutannya, Kakanwil menguraikan makna filosofis dari setiap rukun haji yang dijalankan oleh jemaah.