Penandatanganan Deklarasi Sekolah Ramah Anak dan Anti Bullying oleh Kepala Kantor Kemenag Soppeng yang di Wakili PHU Dr.H.Musriadi,S.Ag,MH.I
Wartasulselnews.com – Kasus Bullying dan kekerasan seksual pada anak-anak semakin meningkat. Dampak negatif yang signifikan adalah gangguan kesehatan mental terhadap anak. Ini menjadi sorotan utama, karena berpotensi merusak masa depan sang anak.
Dalam konteks ini, Madrasah Tsanawiyah (Mts) Pondok Pesantren Yasrib Lapajung, Kecamatan Lalabata,Kabupaten Soppeng mengambil langkah dengan memberikan deklarasi Sekolah Ramah Anak (SRA) dan Anti Bullying kepada seluruh santri.Rabu (17/4/24).
Kepala MTs Yasrib Lapajung,Km. Husaini, S.Pd.I mengatakan bahwa, langkah ini diambil untuk menghindari segala bentuk tekanan, rasa takut, dan penderitaan, baik secara fisik maupun non-fisik oleh para santri.
“Oleh karena itu setiap tahun kami selalu mensosialisasikan hal ini,untuk bagaimana menekan dari pada perlakuan-perlakuan Bullying khususnya di dunia pendidikan, sehingga para santri mampu melindungi, menghormati, dan menjaga sesama santri. Langkah preventif ini penting untuk memastikan tujuan utama keberadaan mereka di pesantren sebagai tempat pembelajaran yang aman,”ucap Husaini.
Husaini mengajak kepada seluruh warga Pesantren untuk melakukan upaya serupa guna menjaga citra Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam yang menjunjung tinggi akhlakul karimah dan menghindari perilaku yang merugikan.
Menurutnya,yang namanya bullying itu sangat susah dihindari pasti ada, kalau kita baca di media massa Bullying luar biasa tetapi bukan itu menjadi halangan bagi kami.Tetap kami bagaimana bisa menekan hal itu,tuturnya.
Acara tersebut juga di rangkaian dengan Halal bihalal yang dihadiri Kakan Kemenag Kabupaten Soppeng Yang di Wakili oleh Kasi Haji dan Umrah,Dr.H.Musriadi, Sekertaris Dinas pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Soppeng,Dr.Nur Alim,M.Pd, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Ketua Baznas Soppeng, Camat Lalabata,Lurah Lapajung ,Ketua Komite dan Perwakilan Orang Tua Santri.
