Oleh : Ahmad Saransi
Wartasulselnews.com – Nenek Paroki adalah seorang penulis naskah lontara yang hidup pada abad ke-19, sekitar tahun 1800-an, dan karya-karyanya menjadi salah satu saksi bisu perkembangan intelektual di Soppeng pada masa itu.
Berdasarkan wawancara dengan cicitnya, serta bukti fisik yang ditemukan, seperti penggunaan kertas berwatermark produksi Eropa, dapat dipastikan bahwa Nenek Paroki memiliki pengetahuan yang luas, bahkan pada masa tersebut sudah mengenal bahan-bahan berkualitas tinggi yang banyak digunakan oleh kalangan intelektual pada zaman itu.
Karya-karyanya, seperti Al-Qur’an tulisan tangan dan naskah-naskah keagamaan lainnya, menunjukkan kedalaman pemahaman dan penghormatan yang tinggi terhadap agama dan ilmu pengetahuan.
Naskah-naskah yang ditulis oleh Nenek Paroki, dengan tulisan tangan yang halus dan rapi, menggambarkan ketekunan dan dedikasi dalam mewariskan pengetahuan.
Salah satu hal yang sangat menarik adalah bagaimana tulisan-tulisan tersebut, meskipun menggunakan bahan yang berasal dari Eropa, tetap mempertahankan nilai-nilai lokal dan keagamaan yang kuat.
Ini memberikan gambaran bahwa Nenek Paroki adalah seorang yang tidak hanya terikat dengan tradisi lokal, namun juga terbuka terhadap pengaruh-pengaruh luar yang membawa kemajuan dalam dunia penulisan.
Berziarah ke makamnya memberikan kesempatan untuk lebih mendalami sejarah lokal yang seringkali terlupakan, mengingatkan kita pada perjuangan para leluhur dalam mempertahankan dan meneruskan warisan budaya serta pengetahuan. Melalui perjalanan ini, kita juga diajak untuk merenungkan pentingnya menghargai karya-karya lama yang memiliki nilai sejarah dan intelektual yang sangat berharga.
Nenek Paroki, dengan karya-karya tulisannya yang mengagumkan, adalah simbol dari semangat belajar dan keabadian pengetahuan, meskipun dalam kondisi zaman yang berbeda. (*)
