News

Kajian Kitab Gundul, Pilar Pembentukan Karakter dan Moderasi Beragama di MAN 1 Soppeng

739
×

Kajian Kitab Gundul, Pilar Pembentukan Karakter dan Moderasi Beragama di MAN 1 Soppeng

Share this article

WARTASULSELNEWS.COM – Setelah masa libur sekolah berakhir dan Masa Ta’aruf Siswa Madrasah selesai (MATSAMA), MAN 1 Soppeng kembali mengaktifkan salah satu program unggulannya, yaitu pengajian kitab kuning (Gundul) ba’da maghrib yang diperuntukkan khusus bagi siswa yang tinggal di asrama.

Kegiatan ini menjadi wahana strategis dalam membina karakter santri yang religius, moderat, dan berwawasan keislaman mendalam.

Pengajian perdana pasca-libur ini dilaksanakan setiap malam, dan pada Senin malam (21 Juli 2025), pengajian ini menghadirkan salah satu ulama kharismatik yang juga Ketua MUI Kabupaten Soppeng, Anre Gurutta Dr. KH. Huzaemah Rauf, M.Ag.

Ia adalah salah satu alumni Pondok Pesantren As’adiyah Sengkang yang pada kesempatan ini membawakan kajian Tafsir Jalalain, salah satu karya monumental dalam khazanah tafsir klasik yang banyak digunakan di dunia pesantren.

Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 200 orang santri boarding yang menetap di asrama MAN 1 Soppeng, dan didampingi para guru pembina. Koordinasi kegiatan dilakukan oleh pembina Rohis MAN 1 Soppeng, Ust. Abd. Samad, yang secara rutin membina kegiatan keagamaan dan spiritualitas santri.

Kepala MAN 1 Soppeng, Dr. Musmuliadi, yang juga merupakan Alumni Pondok Pesantren As’adiyah Sengkang, turut hadir dan mengikuti kajian dengan penuh antusias. Ia menyampaikan bahwa pengajian kitab kuning merupakan bagian penting dari misi madrasah dalam membentuk peserta didik yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki karakter religius dan sikap moderat dalam beragama.

“Tradisi pengajian kitab kuning adalah ruh pendidikan pesantren yang kami tanamkan di madrasah. Ini menjadi sarana efektif untuk menginternalisasi nilai-nilai keislaman yang rahmatan lil ‘alamin, membangun karakter santri yang santun, toleran, serta cinta ilmu dan ulama,” ungkap Dr. Musmuliadi.

Santri yang mengikuti kegiatan ini adalah para siswa MAN 1 Soppeng yang tinggal di Asrama. Mereka berasal dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan seperti Soppeng, Wajo, Bone, Sidrap, hingga Luwu.

Menariknya, beberapa santri juga datang dari luar provinsi, seperti dari wilayah Sulawesi Barat, yang dengan penuh semangat memilih tinggal di asrama demi menempuh pendidikan yang terpadu antara akademik dan keagamaan.

Keberagaman asal santri ini memperkaya interaksi sosial dan menjadi potensi besar dalam membangun suasana asrama yang inklusif, toleran, dan harmonis. Program pengajian kitab kuning menjadi jembatan penting dalam menyatukan latar belakang yang beragam melalui nilai-nilai keislaman yang universal dan moderat.

Kegiatan pengajian ini dirancang untuk berlangsung secara berkala setiap pekan, sebagai bagian dari program pembinaan karakter berbasis asrama. Lebih dari sekadar rutinitas keagamaan, pengajian ini menjadi media untuk memperkuat nilai-nilai moderasi beragama, seperti toleransi, keseimbangan, dan anti-kekerasan, yang sangat relevan dengan tantangan generasi muda saat ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You cannot copy content of this page

error: Content is protected !!