Artikel

Idul Adha 1444 H,Saudi Sama Muhammadiyah

355
×

Idul Adha 1444 H,Saudi Sama Muhammadiyah

Share this article

Penulis.Andi Muh. Akhyar, M.Sc (Mahasiswa Program Doktor Ilmu Falak King Abdulaziz University, Saudi Arabiyah)

SOPPENG – Melalui Maklumat bernomor 1/MLM/I.0/E/2023, PP Muhammadiyah memutuskan bahwa 1 Dzulhijah 1444 H jatuh pada hari Senin, 19 Juni 2023 M. Dengan demikian, Hari Arafah (9 Dzulhijah 1444 H) jatuh pada hari Selasa, 27 Juni 2023 M sedangkan Idul adha (10 Dzulhijah 1444 H) jatuh pada hari Rabu, 28 Juni 2023 M. Keputusan ini ditetapkan melalui metode hisab dengan berdalil pada surah yasin ayat 39 – 40, serta surah Yunus dan ar-Rahman ayat 5. Menurut muhammadiyah, secara eksplisit di dalamnya disebutkan/ada isyarat mengenai hisab (perhitungan) bulan. Oleh karena itu, Muhammadiyah meyakini bahwa ayat tersebut memotivasi kita untuk memahami peredaran bulan dan matahari sehingga dapat diprediksi/ditentukan waktu-waktu ibadah, termasuk masuknya awal bulan Islam.

Keyakinan Muhammadiyah ini sejalan dengan fatwa Yusuf al-Qardawi bahwa Rukyat itu hanya sarana dan bukan tujuan. Tujuannya adalah pelaksanaan ibadah puasa, sarana penentuannya bisa dengan rukyat dan bisa pula dengan hisab. Dalam pedoman hisab Muhamamdiyah disebutkan bahwa bulan kamariah baru dimulai apabila pada hari ke-29 berjalan saat matahari terbenam terpenuhi tiga syarat berikut secara kumulatif. Pertama, telah terjadi ijetimak, dimana bulan,bumi,dan matahari berada pada satu garis lurus. Ke dua, ijetimak terjadi sebelum matahari terbenam. Terakhir, saat matahari terbenam, piringan bulan masih di atas ufuk. Syarat ini dijadikan acuan masuknya awal bulan, baik untuk pembuatan kalender maupun keperluan ibadah.

Dengan menggunakan algoritma astronomi modern, diketahui secara akurat bahwa pada tanggal 29 Dzulqadah 1444 H/18 Juni 2023, Ijetimak bumi bulan dan matahari akan terjadi pada pukul 12.37 WITA. Untuk kota Makassar misalnya, bulan terbit pukul 06.00 WITA dan terbenam pukul 18.03 WITA. Adapun matahari terbit pukul 06.08 WITA dan akan terbenam pukul 17.58 WITA. Tinggi hilal saat matahari terbenam sekitar setengah derajat di atas ufuk, sedangkan elongasinya sekitar 4.5 derajat. Jika melihat indonesia secara umum, maka tinggi hilalnya berada diantara 4 menit busur di Merauke Papua hingga 2 derajat 16 menit busur di Lhoknga Aceh. Jelas, bahwa parameter hilal pada saat itu telah memenuhi kriteria hisab wujudul hilal. Oleh karena itulah isi maklumat Muhammadiyah menetapkan hari raya Idul Adha jatuh pada ahari Rabu, 28 Juni 2023.

Sebaliknya, pemerintah Indonesia menetapkan awal bulan Dzulhijah dengan cara rukyatul hilal pada tanggal 29 Dzulqadah. Merujuk ke data hilal di Indonesia, belum ada satupun laporan otentik pernah adanya keterlihatan hilal untuk tinggi dan elongasi tersebut. Dengan demikian, diprediksi 99 titik rukyatul hilal pemerintah tidak akan ada yang melaporkan hilal terlihat. Dengan demikian, pemerintah akan menggenapkan bulan Dzulqadah jadi 30 hari sehingga awal Zulhijah akan jatuh pada Selasa 20 Juni 2023. Idul Adha pada tanggal 10 Zulhijjah versi pemerintah akan bertepatan dengan hari Kamis 29 Juni 2023. Kepastiannya dapat diperoleh setelah pemerintah mengadakan sidang itsbat 1 Dzulhijah 1444 H.

Penetapan Idul Adha Di Saudi Arabiyah

Secara praktis, pemerintah Saudi Arabiyah menerapkan pandangan Muhammadiyah dan Pemerintah Indonesia sekaligus. Untuk pembuatan kalender sehari-hari, Saudi menggunakan ilmu hisab dalam penentuan awal bulannya dengan kriteria yang sama dengan kriteria wujudul hilal. Kalender ini dikenal dengan nama kalender ummul quro. Namun demikian, untuk penentuan bulan-bulan ibadah misalnya Dzulhijah, Saudi berpegang pada Rukyatul hilal sebagaimana pemerintah Indonesia. Saudi juga akan mengadakan rukyatul hilal di berbagai lokasi tiap tanggal 29 Dzulqadah.

Salah satu lokasi pengamatan Hilal resmi pemerintah Saudi arabiyah adalah observatorium Tumair. Tinggi relatif hilal terhadap matahari di tempat ini pada tanggal 18 Juni (29 Dzulqadah) ketika matahari tebenam melebihi 6 derajat, elongasinya menedekati 7 derajat, dan lebar bulannya 0.09 derajat. Pakar Falak Internasional, Muh. Odeh (2006), dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa dalam kondisi tersebut, hilal memungkinkan terlihat jika menggunakan alat optik.

Jika hilal benar-benar telihat pada ahad 18 juni 2023 di Saudi, maka pemerintah Saudi Arabiyah akan menetapkan 1 Dzulhijah bertepatan tanggal 19 Juni 2023. Selanjutnya, hari arafah (9 Dzulhijah) jatuh pada Selasa 27 Juni sedangkan idul Adha (10 Dzulhijah) dirayakan pada hari Rabu, 28 Juni 2023. Meskipun menggunakan metode yang berbeda dan tidak saling terkait satu sama lain, ketetapan pemerintah Saudi kelak akan persis sama dengan keputusan Muhammadiyah. Tentu, ini sifatnya prediksi dan keputusan pastinya akan diperoleh setelah sidang itsbat di Pemerintah Saudi.

Perbedaan penetapan awal bulan Dzulhijjah antara Pemerintah Indonesia dengan Saudi Arabiyah dan Muhammadiyah, tentu akan melahirkan kompleksifitas pembahasan Fiqih. Butuh ruang, waktu, dan sarana yang lebih luas untuk melakukan kajian yang komprehensif. Akhirnya, semoga Allah melapangkan hati kita terhadap realitas perbedaan fiqiyah dan menguatkan kita untuk memperbanyak amal sholeh di sepuluh awal Dzulhijjah.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *